PATOGENESIS
PENYAKIT TUBERCULOSIS
Sumber
penularan adalah penderita TB BTA positif pada waktu batuk atau bersin,
penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan dahak).
Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama
beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam
saluran pernafasan. Jadi penularan TB tidak terjadi melalui perlengkapan makan,
baju, dan perlengkapan tidur.
Setelah
kuman TB masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan, kuman TB tersebut
dapat menyebar dari paru kebagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran
darah, sistem saluran limfe, saluran nafas, atau penyebaran langsung ke
bagian-bagian tubuh lainnya. Daya penularan dari seorang penderita
ditentukan
oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat
positif hasil pemeriksaan dahak, makin menular penderita tersebut. Bila hasil
pemeriksaan dahak negatif (tidak terlihat kuman), maka penderita tersebut
dianggap tidak menular. Kemungkinan seseorang terinfeksi TB ditentukan oleh
konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.
Secara
klinis, TB dapat terjadi melalui infeksi primer dan paska primer. Infeksi
primer terjadi saat seseorang terkena kuman TB untuk pertama kalinya. Setelah
terjadi infeksi melalui saluran pernafasan, di dalam alveoli (gelembung paru)
terjadi peradangan. Hal ini disebabkan oleh kuman TB yang berkembang biak
dengan cara pembelahan diri di paru. Waktu terjadinya infeksi hingga
pembentukan komplek primer adalah sekitar 4-6 minggu.
Kelanjutan
infeksi primer tergantung dari banyaknya kuman yang masuk dan respon daya tahan
tubuh dapat menghentikan perkembangan kuman TB dengan cara menyelubungi kuman
dengan jaringan pengikat. Ada beberapa kuman yang menetap sebagai “persister”
atau “dormant”, sehingga daya tahan tubuh tidak dapat menghentikan
perkembangbiakan kuman, akibatnya yang bersangkutan akan menjadi penderita TB
dalam beberapa bulan. Pada infeksi primer ini biasanya menjadi abses
(terselubung) dan berlangsung tanpa gejala, hanya batuk dan nafas berbunyi.
Tetapi pada orang-orang dengan sistem imun lemah dapat timbul radang paru
hebat, ciri-cirinya batuk kronik dan bersifat sangat menular. Masa inkubasi
sekitar 6 bulan.
Infeksi
paska primer terjadi setelah beberapa bulan atau tahun setelah infeksi primer.
Ciri khas TB paska primer adalah kerusakan paru yang luas dengan terjadinya
kavitas atau efusi pleura.
Seseorang
yang terinfeksi kuman TB belum tentu sakit atau tidak menularkan kuman TB.
Proses selanjutnya ditentukan oleh berbagai faktor risiko .
Kemungkinan
untuk terinfeksi TB, tergantung pada : • Kepadatan droplet nuclei yang
infeksius per volume udara • Lamanya kontak dengan droplet nuklei tsb •
Kedekatan dengan penderita TB
Risiko
terinfeksi TB sebagian besar adalah faktor risiko external, terutama adalah
faktor lingkungan seperti rumah tak sehat, pemukiman padat & kumuh. Sedangkan risiko menjadi sakit TB, sebagian
besar adalah faktor internal dalam tubuh penderita sendiri yg disebabkan oleh terganggunya sistem
kekebalan dalam tubuh penderita seperti kurang gizi, infeksi HIV/AIDS,
pengobatan dengan immunosupresan dan lain sebagainya.
Pada
penderita TB sering terjadi komplikasi dan resistensi. Komplikasi berikut sering terjadi pada
penderita stadium lanjut: 1. Hemoptisis berat (pendarahan dari saluran nafas
bawah) yang mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya
jalan nafas. 2. Kolaps dari lobus akibat retraksi bronkial 3. Bronkietaksis
(pelebaran bronkus setempat) dan fibrosis (pembentukan jaringan ikat pada
proses pemulihan atau reaktif) pada paru. 4. Pneumotorak (adanya udara didalam
rongga pleura) spontan: kolaps spontan karena kerusakan jaringan paru. 5.
Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian, ginjal dan
sebagainya. 6. Insufisiensi Kardio Pulmoner (Cardio Pulmonary
Insufficiency).
Penderita
yang mengalami komplikasi berat perlu perawatan di rumah sakit. Penderita TB
paru dengan kerusakan jaringan luas yang telah sembuh (BTA Negatif) masih bisa
mengalami batuk darah. Keadaan ini seringkali dikelirukan dengan kasus kambuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar