Minggu, 27 Desember 2015

RINOSPORIDIOSIS



RINOSPORIDIOSIS

Penyebab  :  Rhinosporidium seeberi
R.  seeberi  tampak  sebagai  sporangium  dalam  berbagai stadium  di  jaringan.  Sporangium  matang  berdiameter 100-350  µm  dengan  dinding  setebal  3-5  µm,  terdiri atas  lapisan  hialin  di  bagian  dalam  dan  lapisan eosinofilik di luar. Sporangium berisi sejumlahendospore (sporangio-spora)  yang  tersusun  dalam  formasi  khusus dari zona tepi ke tengah 

Gejala Klinis
Diantaranya
-           Epistaksis dan obstruksi pada hidung, atau lakrimasi
-          Fotofobia pada mata
-          Pada kulit, jaringan subkutan serta genitalia eksterna, lesi berupa granuloma

Epidemiologi 
Penyakit  ini  telah  dilaporkan  di  Asia,  Afrika,  Amerika  dan  Eropa,  dengan  90%  kasus berasal dari India dan Srilanka. Di Negara tersebut angka prevelensi sekitar 1,4% Sebagian besar penderita adalah laki-laki muda berusia 20-40 tahun dan diduga memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan air.

 Identifikasi Rhinosporidium seeberi
Diagnosis dapat ditegakkan melalui:
1.  Pemeriksaan Histopatologi
Preparat menggunakan pewarnaan HE, memperlihatkan berbagai stadium sporangium dalam sarang radang. Selain itu dinding sporangium dapat dilihat dengan pewarnaan GMS, PAS atau Mayer’ mucicarmin.
2.  Preparat langsung dengan KOH dapat terlihat sporangium

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan  terbaik  adalah  dengan  tindakan  pembedahan  (eksisi)  untuk  mengangkat polip  dan  jaringan  tumor  di  bawah  kulit.  Belum  ada  bukti  memuaskan  tentang  pemberian obat-obatan  pada  penyakit  ini,  kecuali  dapson  yang  memiliki  efek  menghentikan pematangan  sporangium  dan  merangsang  terbentuknya  fibrosis  pada  stroma,  bila diberikan sebagai terapi tambahan setelah pembedahan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar