I. TFG (Tes Fungsi Ginjal )
1. Asam
Urat
Uji
asam urat digunakan untuk mengukur kadar asam urat serum, metabolit protein
utama. Penyakit metabolisme purin, destruksi asam nukleat yang cepat, dan
keadaan yang ditandai oleh ekskresi ginjal yang terganggu secara khas menaikan
kadar asam urat serum.
Tujuan :
-
Untuk memastikan diagnosis penyakit
ghout
-
Untuk mendeteksi gangguan fungsi ginjal
Nilai
Rujukan :
Kosentrasi
asam urat pada laki-laki normalnya berkisar antara 3,4- 7 mg/dl (SI, 202-
416µmol/ L)
Pada
perempuan, kadar yang normal berkisar antara 2,3-6 mg/dl (SI, 143-357 µmol/L)
Temuan
abnormal :
Kadar
asam urat ang meningkat mungkin menunjukan adanya penyakit gouth atau fungsi
ginjal yang terganggu kadar juga mungkin meningkat pada gagal jantung, penyakit
penyimpangan glikogen (tipe I, penyakit von Gierke), infeksi, hemolisi dan
anemia bulan sabit, polisitemia, neoplasma, dan psoriasis.
Kadar
asam urat yang rendah mungkin menunjukan absorbsi tertular yang terganggu
(seperti pada sindrom Fanconi) atau atrofi hepatik akut.
Faktor
yang mempengaruhi :
-
Tidak mematuhi larangan sebelum uji
-
Diuretik loop, etambutol, vinkristin,
pirazinamid, tiazid, dan aspirin dosis rendah (mungkin meningkatkan kadar asam
urat)
- Asetaminofen, asam askorbat, dan
levodapa (mungkin tinggi semu jika menggunakan metode kalorimetri)
-
Aspirin dosis tinggi (mungkin menurunkan
kadar asam urat)
- Kelaparan, diet tinggi purin, stres, dan
penyalahgunaan alkohol (mungkin menngkatan kadar asam urat).
2. Kreatinin
Analisis
kadar kreatinin serum memberikan pengukuran yang lebih sensitif terhadap kerusakan
ginjal dari pada kadar nitrogen urea darah. Kreatinin adalah produk akhir non
protein dari metabolisme kreatinin yang tampak diserum dengan jumlah yang
sesuai dengan masa otot tubuh.
Tujuan :
-
Untuk menilai filtrasi glomerulus
-
Utuk skrining adanya kerusakan ginjal.
Nilai
rujukan :
Konsentrasi
kereatinin normalnya berkisar antara 0,8-1,2 mg/dl (SI, 62 sampai 115 µmol L)
pada lelaki
Pada
wanita berkisar 0,6-0,9 mg/dl (SI, 53-97 µmol/L).
Temuan
Abnormal :
Kadar
kreatinin serum yang tinggi umumnya menunjukan adanya penyakit ginjal yang 50%
nefronnya telah mengalami kerusakan serius. Kadar yang tinggi mungkin juga
dihubungkan dengan gigantisme dan akromegali.
Faktor
yang mempengaruhi :
-
Asam askorbat, barbiturat, dan diuretik
(meningkatkan kadar kreatinin)
-
Pengecualian pada masa otot yang besar,
seperti yang ditemukan pada atlet (menngkatkan kadar kreatinin walau fungsi
ginjal normal)
-
Hemolisis akibat perlakuan yang kasar
pada sampel
-
Sulfabromoftalein atau fenosulfatalein
yang diberikan 2 jam sebelum pemeriksaan dapat menaikan kadar kreatinin jika
uji tersebut didasarkan pada reaksi Jaffe.
3. Nitrogen Urea Darah
Uji
nitrogen urea darah (BUN) digunakan untuk mengukur fraksi nitrogen urea, produk
akhir utama dari metabolisme protein. BUN dibentuk dihati dari amonia dan
diekskresikan oleh ginjal, urea membentuk 40-50% nitrogen non protein darah.
Kadar BUN mencerminkan asupan protein
dan kapasitas ekskresi ginjal. Akan tetapi, indikator uremia kurang dipercaya
dibandingkan kadar kreatinin serum.
Tujuan :
Untuk
menilai fungsi ginjal dan membantu diagnosis penyakit ginjal.
Nilai
rujukan :
Nilai
BUN yang normal berkisar antara 8-20 mg/dl (SI, 2,9-7,5 mmol/L). Sedikit
meninggi pada pasien yang tua.
Temuan
Abnormal :
-
Kadar BUN yang tinggi terdapat pada
penyakit ginjal, aliran darah yang menurun (Akibat dehidrasi) obstruksi traktus
urinaria, dan katabolisme protein yang meningkat (seperti pada luka bakar)
-
Kadar BUN yang rendah terdapat pada
kerusakan hati yang berat, malnutrisi, dan dehidrasi yang berlebihan.
Faktor
yang mempengaruhi :
-
Hemolisis akibat perlakuan yang kasar
pada sampel
-
Aminoglikosid, amfotersin B, metilisin
(meningkat akibat nefrotoksik).
semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar