PEMERIKSAAN
SGOT & SGPT
SGOT singkatan dari Serum Glutamic Oxaloacetic
Transminase, sebuah enzim yang secara normal berada di hati dan organ lain.
SGOT dikeluarkan dalam darah ketika hati rusak. Level SGOT darah kemudian dihubungkan
dengan kerusakan sel hati, seperti seranga virus hepatitis. SGOT juga disebut
aspartate aminotransferase (AST)
Aspartate
aminotransferase (AST) atau SGOT adalah enzim yang biasanya terdapat dalam
jaringan tubuh, terutama dalam jantungdan hati; enzim itu dilepasakan ke dalam
serum sebagai akibat dari cedera jaringan, oleh karena itu konsentrasi dalam
serum (SGOT) dapat meningkat pada penyakit infark miokard atau kerusakan akut
pada sel-sel hati. (Dorland, 1998)
Tujuan
pemeriksaan SGOT yaitu untuk menggambarkan fungsi hati atau kondisi hati dan
pendeteksian infeksi bahkan kerusakan/cedera pada jaringan otot, jantung bahkan
hati.
Nilai
normal untuk SGOT adalah 25 u/L
Nilai
normal untuk SGPT adalah 29 u/L
SGPT
adalah singkatan dari Serum Glutamic Piruvat Transminase atau dinamakan juga
dengan sebutan ALT (Alanine Aminotransferase) merupakan enzim yang banyak
ditemukan pada sel hati serta efektif untuk mendiagnosa destruksi
hepatoseluler. Enzim ini dalam jumlah yang kecil dijumpai pada otot jantung,
ginjal, dan otot rangka. Pada umumnya nilai tes SGPT/ALT lebih tinggi daripada
SGOT/AST pada kerusakan parenkim hati akut, sedangkan pada proses kronis dapat
sebaliknya (Joyce, 1997).
ALT/SGPT
suatu enzim yang ditemukan terutama pada sel-sel hepar, efektif dalam
mendiagnosa kerusakan hepatoseluler. Kadar ALT dalam serum dapat lebih tinggi
sebelum interik terjadi. Pada interik dan ALT serum > 300 unit, penyebab
yang paling mungkin karena gangguan hepar dan tidak gangguan hemolitik (joyce,
1997).
-
Fisiologi SGOT dan SGPT
Dua macam enzim yang sering
dihubungkan dengan kerusakan sel hati termasuk dalam golongan aminotrasferase,
yakni enzim yang mengkatalisis pemindahan gugusan amino secara reversible
antara asam amino dan asam alfa-keto. Aspartat aminotransferase (AST) atau glutamat
oksaloasetat transaminase (GOT) mengerjakan reaksi antara asam aspartat dan
asam alfa-ketoglutamat. Alanin aminotransferase (AST) atau glutamat piruvat
transaminase (GPT) melakukan reaksi serupa antara alanin dan asam
alfa-ketoglutamat (Hidayat, 2010).
SGOT ( Serum Glutamik Oksaloasetik Transaminase ) adalah enzim
transaminase sering disebut juga AST (Aspartat
Amino Transferase) katalisator perubahan dari asam amino menjadi asam alfa
ketoglutarat. Enzim ini berada pada serum dan jaringan terutama hati dan
jantung ( Sutedjo, 2006).
SGPT (Serum Glutamik Piruvat Transaminase )
merupakan enzim transaminase yang dalam keadaan normal berada dalam jaringan
tubuh terutama hati. Sering disebut juga ALT (Alanin Aminotransferase) (Sutedjo,
2006).
-
Patologi SGOT
dan SGPT
SGPT (Serum Glutamik Piruvat Transaminase ) merupakan enzim transaminase
yang dalam keadaan normal berada dalam jaringan tubuh terutama hati. Sering
disebut juga ALT (Alanin Aminotransferase).
Peningkatan dalam serum darah mengindikasikan adanya trauma atau kerusakan pada
hati ( Sutedjo, 2006).
Kadar ALT/SGPT seringkali
dibandingkan dengan AST/SGOT untuk tujuan diagnostik. ALT meningkat lebih khas
daripada AST pada kasus nekrosis hati dan hepatitis akut, sedangkan AST
meningkat lebih khas pada nekrosis miokardium (infark miokardium akut),
sirosis, kanker hati, hepatitis kronis dan kongesti hati (Akatsuki, 20009).
SGOT banyak terdapat dalam
mitokondria dan dalam sitoplasma, sedangkan SGPT hanya terdapat dalam
sitoplasma. Oleh karena itu, untuk proses lebih lanjut, terjadi kerusakan
membran mitokondria yang akan lebih banyak mengeluarkan SGOT atau AST,
sedangkan untuk proses akut SGPR atau ALT lebih dominan dibanding SGOT atau AST
(Panil, 2007).
Berdasarkan interpretasi, semua sel
prinsipnya mengandung enzim ini. Namun, enzim transaminase mayoritas terdapat
dalam sel hati, jantung, dan otak. Pada keadaan adanya nekrosis sel yang hebat,
perubahan permeabilitas membran atau kapiler, enzim ini akan bocor ke
sirkulasi. Sebab ini, enzim ini akan meningkat jumlahnya pada keadaan nekrosis
sel atau proses radang akut atau kronis (Panil, 2007).
Tes faal hati yang terjadi pada
infeksi bakterial maupun virus yang sistemik yang bukan virus hepatitis.
Penderita semacam ini, biasanya ditandai dengan demam tinggi, myalgia,
nausea, asthenia dan sebagainya. Disini faal hati terlihat akan terjadinya
peningkatan SGOT, SGPT serta ∂-GT antara 3-5X nilai normal. Albumin dapat
sedikit menurun bila infeksi sudah terjadi lama dan bilirubin dapat meningkat
sedikit terutama bila infeksi cukup berat (Suwandhi, 2011).
Tes faal hati pada hepatitis virus
akut maupun drug induce hepatitis. Faal hati seperti Bilirubin direct/indirect
dapat meningkat biasanya kurang dari 10 mg%, kecuali pada hepatitis kolestatik,
bilirubin dapat lebih dari 10 mg%. SGOT, SGPT meningkat lebih dari 5
sampai 20 kali nilai normal. ∂-GT dan alkalifosfatase meningkat 2 sampai
4 kali nilai normal, kecuali pada hepatitis kolestatik dapat lebih tinggi.
Albumin/globulin biasanya masih normal kecuali bila terjadi hepatitis
fulminan maka rasio albumin globulin dapat terbalik dan masa protrombin
dapat memanjang (Suwandhi, 2011).
ALT dan AST adalah dua penanda
paling dapat diandalkan dari cedera atau nekrosis hepatoseluler. Tingkat mereka
dapat meningkat dalam berbagai gangguan hati. Dari dua, ALT dianggap lebih
spesifik untuk kerusakan hati karena hadir terutama dalam sitosol hati dan
dalam konsentrasi rendah di tempat lain. AST memiliki bentuk sitosol dan
mitokondria dan hadir di jaringan hati, jantung, otot rangka, ginjal, otak,
pankreas, dan paru-paru, dan sel darah putih dan merah. AST kurang umum disebut
sebagai oksaloasetat transaminase serum glutamic dan ALT piruvat transaminase
sebagai serum glutamat. Meskipun tingkat ALT dan AST bisa sangat tinggi (melebihi
2.000 U per L dalam kasus cedera dan nekrosis hepatosit yang berhubungan dengan
obat-obatan, racun, iskemia, dan hepatitis), ketinggian kurang dari lima kali
batas atas normal (yaitu, sekitar 250 U per L dan bawah) jauh lebih umum dalam
kedokteran perawatan primer. Kisaran etiologi yang mungkin pada tingkat elevasi
transaminase lebih luas dan tes kurang spesifik. Hal ini juga penting untuk
mengingat bahwa pasien dengan ALT normal dan tingkat SGOT dapat mempunyai
penyakit hati yang signifikan dalam pengaturan cedera hepatosit kronis
(misalnya, sirosis, hepatitis C).( Pault, 2005)
Tingkat- tingkat
yang tepat dari enzim-enzim ini
tidak berkorelasi baik dengan luasnya kerusakan hati atau prognosis. Jadi,
tingkat-tingkat AST (SGOT) dan ALT (SGPT) yang tepat tidak dapat digunakan
untuk menentukan derajat kerusakan hati atau meramalkan masa depan. Contohnya,
pasien-pasien dengan virus hepatitis A akut mungkin mengembangkan
tingkat-tingat AST dan ALT yang sangat tinggi (adakalanya dalam batasan ribuan
unit/liter). Namun kebanyakan pasien-pasien dengan virus hepatitis A akut sembuh
sepenuhnya tanpa sisa penyakit hati. Untuk suatu contoh yang berlawanan,
pasien- pasien dengan infeksi hepatitis C kronis secara khas mempunyai hanya
suatu peningkatan yang kecil dari tingkat- tingkat AST dan ALT mereka. Beberapa
dari pasien- pasien ini mungkin mempunyai penyakit hati kronis yang berkembang
secara diam- diam seperti hepatitis kronis dan sirosis (Gunawan,
2011)
Dalam uji SGOT dan SGPT, hati dapat dikatakan rusak
bila jumlah enzim tersebut dalam plasma lebih besar dari kadar normalnya.Kondisi
yang meningkatkan kadar SGPT/ALT adalah :
- Peningkatan SGOT/SGPT > 20 kali normal : hepatitis viral akut, nekrosis hati (toksisitasobat atau kimia)
- Peningkatan 3-10 kali normal : infeksi mononuklear, hepatitis kronis aktif, sumbatanempedu ekstra hepatik, sindrom Reye, dan infark miokard (SGOT>SGPT)
- Peningkatan 1-3 kali normal : pankreatitis, perlemakan hati, sirosis Laennec, sirosisbiliaris.
Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :
- Pengambilan darah pada area yang terpasang jalur intra-vena dapat menurunkan kadar
- Trauma pada proses pengambilan sampel akibat tidak sekali tusuk kena dapatmeningkatkan kadar
- Hemolisis pada sampel
- Obat-obatan dapat meningkatkan kadar : antibiotik (klindamisin, karbenisilin,eritromisin, gentamisin, linkomisin, mitramisin, spektinomisin, tetrasiklin), narkotika(meperidin/demerol, morfin, kodein), antihipertensi (metildopa, guanetidin), preparatdigitalis, indometasin (Indosin), salisilat, rifampin, flurazepam (Dalmane), propanolol(Inderal), kontrasepsi oral (progestin-estrogen), lead, heparin.
- Aspirin dapat meningkatkan atau menurunkan kadar.
-
Obat
yang berpengaruh
Antibiotik, narkotik, vitamin (asam
folat, piridoksin, vitamin A), anti-hipertensi (metil dopa [Aldomet],
guanetidin), teofilin, golongan digitalis, kostison, flurazepam (Dalmane),
indometasin (Indocin), isoniazid (INH), rifampisin, kontrasepsi oral,
salisilat, injeksi intramuskular (IM).
-
Makanan yang
berpengaruh
Penyebab
yang paling umum dari kenaikan-kenaikan yang ringan sampai sedang dari
enzim-enzim hati ini (SGOT dan SGPT) adalah fatty liver (hate berlemak), penyalahgunaan alcohol dan
penyebab-penyebab lain dari fatty liver termasuk Diabetes mellitus (DM) dan kegemukan (obesity) (http://repository.unand.ac.id).
- Prosedur kerja pemeriksaan SGOT dan SGPT
(menggunakan fotometer Byosistem*
- - bawa
reagen dan instrumen ke suhu reaksi
- pipet
ke dalam kuvet / tabung reaksi :
500 ul sampel reagen SGOT atau SGPT
(sesuai parameter pemeriksaan)
50 ul sampel (serum)
- homogenkan dengan menggukan
rotor
- masukkan
ke dalam alat dengan menekan tombol insert, alat akan menyedot sampel
secara otomatis,
selanjutnya alat akan menginkubasi sampel di dalamnya hingga membaca hasil. Pembacaan dilakukan pada panjang gelombang 340 nm (diprogram
sebelum melakukan pemeriksaan dan jenis parameternya juga ). Setelah
alat selesai membaca hasil, catat hasil pemeriksaan.
GAMMA
– GT
GGT adalah salah satu enzim
mikrosomal yang bertambah banyak pada orang yang mengkonsumsi alkohol, barbiturat, fenitoin dan
beberapa obat lain tertentu. Alkohol bukan saja merangsang mikrosoma
memproduksi lebih banyak enzim, tetapi juga menyebabkan kerusakan hati,
meskipun status gizi peminum itu baik. Kadar GGT yang tinggi terjadi setelah
12-24 jam bagi orang yang minum alkohol dalam jumlah yang banyak, dan mungkin
akan tetap meningkat selama 2-3 minggu setelah asupan alkohol dihentikan. Tes
gamma-GT dipandang lebih sensitif daripada tes fosfatase alkalis (alkaline
phosphatase, ALP).
Konsentrasi GGT dalam serum juga
dapat meningkat pada respons terhadap banyak obat dan racun. Mekanisme yang
biasa untuk efek ini adalah induksi enzim yang menyebabkan peningkatan produksi
dan pelepasan ke sirkulasi. Resep obat yang dapat menyebabkan peningkatan GGT termasuk Dilantin, phenobarbitone, steroid (termasuk pil
kontrasepsi oral), trimethoprim/ sulphomethoxazole, eritromisin dan
Flukloksasilin. kadar dapat dikurangi dengan terapi simetidin. kadar
GGT akan menunjukkan penurunan yang signifikan satu hingga dua minggu setelah
penghentian agen penyebab.
GGT juga dapat dilepaskan ke dalam
sirkulasi dari ginjal dan prostat, misalnya pada pasien dengan infark ginjal
atau kanker prostat. Miokard infark, gagal diabetes, jantung dan pankreatitis
juga dapat meningkatkan GGT serum, meskipun dalam kasus-kasus sumber GGT adalah
hati. kadar GGT lebih tinggi pada orang gemuk dan juga bereaksi lebih nyata
pada orang yang mengkonsumsi alkohol.
Gamma glutamil transferase (GGT)
dalam sebuah enzim berguna untuk mentransfer kelompok gamma-glutamil dari
peptida dan senyawa lain untuk dijadikan suatu akseptor. Hal ini ditemukan
dalam semua sel tubuh kecuali miosit dengan konsentrasi sangat tinggi dan
ditemukan juga di dalam sel-sel sistem hepatobiliary dan ginjal. Tingkat yang
tinggi juga ditemukan di prostat, yang mungkin bertanggung jawab untuk kadar
yang lebih tinggi dalam serum laki-laki daripada perempuan. GGT dibersihkan
dari sirkulasi oleh serapan hati dan memiliki waktu paruh dalam plasma sekitar
4 hari. Tingkat GGT serum biasanya meningkat pada pasien dengan hepatitis akut.
Gamma-glutamil transferase (gamma-glutamyl
transferase, GGT) adalah enzim yang ditemukan terutama di hati dan ginjal,
sementara dalam jumlah yang rendah ditemukan dalam limpa, kelenjar prostat dan
otot jantung. Gamma-GT merupakan uji yang sensitif untuk mendeteksi beragam
jenis penyakit parenkim hati. Kebanyakan dari penyakit hepatoseluler dan
hepatobiliar kadar GGT dalam serumnya meningkat. Kadar dalam serum ini akan
meningkat lebih awal dan tetap akan meningkat selama kerusakan sel tetap
berlangsung. GGT mengkatalisis transfer gugus gamma-glutamil glutathione ke
akseptor yang mungkin ada dalam gugus asam amino, peptida atau air (membentuk
glutamat). GGT memainkan peran kunci dalam siklus gamma-glutamil, untuk jalur
sintesis dan degradasi glutathione dan obat serta detoksifikasi xenobiotic. GGT
hadir dalam membran sel jaringan, termasuk ginjal, saluran empedu, pankreas,
hati, limpa, jantung, otak, dan vesikula seminalis. Hal ini terlibat dalam
transfer asam amino menyeberangi membran selular dan metabolisme leukotriene.
Selain itu, hal ini juga terlibat dalam metabolisme glutathione dengan
mentransfer bagian glutamil ke berbagai molekul akseptor termasuk air, asam
L-amino tertentu, dan peptida, meninggalkan produk sistein untuk mempertahankan
homeostasis intraseluler stres oksidatif.
Reaksi umum pada pemeriksaan GGT :
(5-L-glutamil)-peptida + suatu
peptida asam \ rightleftharpoons amino + asam amino 5-L-glutamil. GGT memiliki beberapa kegunaan
sebagai penanda diagnostik dalam kedokteran. Peningkatan aktivitas GGT serum
dapat ditemukan dalam penyakit hati, sistem empedu, dan pankreas. Dalam hal
ini, mirip dengan alkali fosfatase (ALP) dalam mendeteksi penyakit saluran
empedu. GGT ini juga dapat digunakan untuk mengindikasikan penyalahgunaan
alkohol atau penyakit hati alkoholik. Yaitu, pengkonsumsian alkohol berlebihan
sampai 3 atau 4 minggu sebelum tes. Banyak obat dapat meningkatkan kadar GGT,
termasuk barbiturat dan fenitoin lain termasuk NSAID, St John's Wort, dan
aspirin. Peningkatan tingkat GGT mungkin juga karena gagal jantung kongestif.
Nilai normal Gamma-GT berdasarkan suhu reaksi :
SUHU
REAKSI (0C)
|
Laki-Laki
|
Perempuan
|
||
U/L
|
ukat/L
|
u/L
|
ukat
|
|
25
|
< 22
|
< 0,37
|
< 15
|
< 0,25
|
30
|
< 35
|
< 0,59
|
< 24
|
< 0,40
|
37
|
< 55
|
< 0,92
|
< 38
|
< 0,64
|
Metode pemeriksaan untuk tes GGT
adalah spektrofotometri atau fotometri, dengan menggunakan spektrofotometer/fotometer
atau alat kimia otomatis. Bahan pemeriksaan yang digunakan berupa serum atau
plasma heparin.
-
Masalah Klinis
Peningkatan Kadar : sirosis hati,
nekrosis hati akut dan subakut, alkoholisme, hepatitis akut dan kronis, kanker
(hati, pankreas, prostat, payudara, ginjal, paru-paru, otak), kolestasis akut,
mononukleosis infeksiosa, hemokromatosis (deposit zat besi dalam hati), DM,
steatosis hati / hiperlipoproteinemia tipe IV, infark miokard akut (hari
keempat), CHF, pankreatitis akut, epilepsi, sindrom nefrotik. Pengaruh obat
: Fenitoin (Dilantin), fenobarbital, aminoglikosida, warfarin (Coumadin).
Faktor yang dapat mempengaruhi
temuan laboratorium :
o
Obat fenitoin dan barbiturat dapat menyebabkan tes
gamma-GT positif palsu.
o
Asupan alkohol berlebih dan dalam jangka waktu lama
dapat menyebabkan peningkatan kadar gamma-GT.
Prosedur Kerja Pemeriksaan G-GT :
ü - Siapkan alat dan Bahan
- Bawa sampel,
reagen dan instrumen ke suhu reaksi
- Masukkan ke
dalam kuvet atau tabung reaksi :
Reagen G-GT
1ml diperkecil
menjadi 500 ul (minimalisir penggunaan reagen)
Sampel
(serum) 100 ul diperkecil
menjadi 50 ul
Homogenkan,
masukkan ke alat dengan menekan tombol insert maka alat akan menyedot sampel
melalui selang penyedot secara otomatis. Selanjutnya, seka selang
penyedot setelah alat selesai menyedot sampel. Tunggu hingga alat selesai menginkubasi dan membaca hasil. Hasil di baca pada panjang gelombang 410 nm
pada suhu 37 0 C. Catat hasil.
Saya bapak.mau bertanya kalau SGPT 50 dan Gamma GT 50 apakan normal apa tdk ya
BalasHapusMasih normal, walaupun normal tinggi.
BalasHapusMohon bertanya ya...
BalasHapusSgpt 250
Sgot 80
Adakah masih dianggap normal?
maaf skrg kondisi pasien bagaimana bu?suami saya sgot 29 dan sgpt 74..apa yg harus saya lakukan?
HapusKalau gamma gt bernilai 63 masuk tinggi apa tidak ya
BalasHapusSGPT 21,GGT 51,Hbsag Rapid non reaktif,keluhan apa yg muncul
BalasHapusklo sgot 29 dan sgpt 74,sudah masuk kerusakan hati apa dok?
BalasHapusγ-glutamyl transferase is an enzyme that transfers gamma-glutamyl functional groups. It is found in many tissues, the most notable one being the liver, gamma gt
BalasHapusini sumbernya drmn ya?
BalasHapusDok ... kalau SGOT : 14, SGPT : 13, Tapi Gamma GT 130
BalasHapusBillirubin bagus semua. HBs Agnua juga bagus: 0.484.
Kenapa ya? kok tingggi sekali Gamma GTnya?
Saya jg sama sgot sgot normal bbrl tahun ini, tp gamma GT tinggi bgt sampe 180 dan kmrn tes sudah 200an.. Apakah fatty liver, tp aneh nya sgot sgpt normal bgt.. Mohon bantuan
HapusDok kalau kakak su SGOT 186 U/L, SGPT 48 u/l lalu gamma 579, gmn dok apakah sudah tergolong hepatitis akut atau liver akut dok
BalasHapus