Parasit merupakan kelompok biota
yang pertumbuhan dan hidupnya bergantung pada makhluk lain yang dinamakan
inang. Inang dapat berupa binatang atau manusia. Menurut cara hidupnya, parasit
dapat dibedakan menjadi ektoparasit dan endoparasit. Ektoparasit adalah jenis
parasit yang hidup di permukaan luar tubuh, sedangkan endoparasit adalah
parasit yang hidup di dalam organ tubuh inangnya. Parasit yang hidup pada
inangnya dalam satu masa/tahapan pertumbuhannya seluruh masa hidupnya sesuai
masing-masing jenisnya .
Nematoda
merupakan salah satu jenis cacing parasit yang paling sering ditemukan pada
tubuh manusia. Nematoda yang hidup dalam usus manusia disebut dengan nematoda
usus. Nematoda usus terdiri dari beberapa spesies, yang banyak ditemukan
didaerah tropis dan tersebar diseluruh dunia. Spesies tersebut diantaranya Ascaris
lumbricoides, Ancylostoma duodenale, Trichuris trichura, oxyuris
vermicularis.
Metode
Apung (Flotation method)
Metode ini digunakan larutan NaCl jenuh atau larutan gula
atau larutan gula jenuh yang didasarkan atas BD (Berat Jenis) telur sehingga
telur akan mengapung dan mudah diamati. Metode ini digunakan untuk pemeriksaan
feses yang mengandung sedikit telur. Cara kerjanya didasarkan atas berat jenis
larutan yang digunakan, sehingga telur-telur terapung dipermukaan dan juga
untuk memisahkan partikel-partikel yang besar yang terdapat dalam tinja.
Pemeriksaan ini hanya berhasil untuk telur-telur Nematoda, Schistostoma,
Dibothriosephalus, telur yang berpori-pori dari famili Taenidae,
telur-telur Achantocephala ataupun telur Ascaris yang infertil.Metode ini
dipergunakan untuk pemeriksaan secara cepat dan baik untuk infeksi berat,
tetapi untuk infeksi yang ringan sulit ditemukan telur-telurnya. Cara
pemeriksaan ini menggunakan larutan NaCl fisiologis (0,9%) atau eosin 2%.
Penggunaa eosin 2% dimaksudkan untuk lebih jelas membedakan telur-telur cacing
dengan kotoran disekitarnya.
Metode
ini digunakan larutan NaCl jenuh atau larutan gula atau larutan gula jenuh yang
didasarkan atas BD (Berat Jenis) telur sehingga telur akan mengapung dan mudah
diamati. Metode ini digunakan untuk pemeriksaan feses yang mengandung sedikit
telur. Cara kerjanya didasarkan atas berat jenis larutan yang digunakan,
sehingga telur-telur terapung dipermukaan dan juga untuk memisahkan
partikel-partikel yang besar yang terdapat dalam tinja. Pemeriksaan ini hanya
berhasil untuk telur-telur Nematoda, Schistostoma, Dibothriosephalus, telur
yang berpori-pori dari famili Taenidae, telur-telur Achantocephala ataupun
telur Ascaris yang infertil.
Metode
ini digunakan untuk menentukan dan mengidentifikasi larva cacing Ancylostoma
Duodenale, trichuris trichura, ascaris lumbricoides dan oxyuris
vermicularis yang didapatkan dari feces yang diperiksa.
A
Trichuris
trichiura
Thrichuris trichiura termasuk
Nematoda usus yang biasa dinamakan cacing cemeti atau cambuk, karena tubuhnya
menyerupai cemati dengan bagian depan yang tipis dan bagian belakangnya yang
jauh lebih tebal. Cacing ini pada umumnya hidup di sekum manusia, sebagai
penyebab Trichuriasis dan tersebar secara cosmopolitan. Thrichuris trichiura adalah cacing yang relatif sering ditemukan
pada manusia, tapi umumnya tidak begitu berbahaya.
Klasifikasi Trichuris trichiura
Kingdom : Animalia
Filum : Nemathelminthes
Kelas : Nematoda
Sub Kelas : Aphasmidia
Ordo : Enoplida
Sub-ordo : Trichurata
Super Famili : Trichurioidea
Family : Trichuridae
Genus : Trichuris
Spesies : Trichuris
trichiura
* Morfologi
1. 3/5
bagian anterior tubuhnya menyerupai benang, 2/5 bagian posterior lebih tebal,
sehingga bentuk ini terlihat seperti cambuk dengan bagian yang menebal sebagai
gagangnya.
2. Esofagus
sempit, tebal dindingnya hanya satu lapis sel, panjangnya hamper sam dengan
panjang bagian tubuh yang halus, tidak mempunyai bulbus esofagus. Letak anus di
belakang sekali.
3. Cacing
dewasa jantan hanya mempunyai sebuah spikulum yang berbentuk lanset (pedang)
yang terkurung dalam kantung penis yang dapat dibalikkan.
4. Ujung
posterior cacing jantan melengkung
5. Kelamin
betina tidak berpasangan, terdiri dari ovarium yang berbelit-belit, sebuah
uterus dan sebuah vagina yang pendek dan bermuara pada vulva yang letaknya pada
tempat dimana tubuhnya mulai menebal.
Ukuran : cacing
dewasa jantan panjangnya 30-45 mm.
cacing dewasa
betina panjangnya 35-50 mm.
* Daur
Hidup
Cacing
dewasa betina sehari dapat bertelur kira-kira 3.000-10.000 butir telur. Telur
yang terbawa bersama feses tidak berembrio dan telur itu tidak menular. Telur
tersebut baru menular setelah terjadi proses pemasakan di tanah. bila telur
yang menular tertelan oleh manusia maka setelah 20 jam di dalam tubuh tuan
rumah yaitu duodenum menetaslah larva.
Larva
ini menetap di duodenum kira-kira satu bulan dan kemudian beralih ke sekum dan
bagian proksimal dari kolong dan menjadi dewasa di situ. Bagian yang halus masuk
ke dalam mukosa usus, sedang bagian yang tebalnya menjulur bebas dalam lumen
usus.
B. Ascaris lumbricoides
Ascaris
lumbricoides bersifat kosmofolit (tersebar
secara universal / luas), terutama di
daerah tropis. Ascaris lumbricoides menyebabkan penyakit yang dikenal dengan
Askariasis. Ia memakan makanan yang setengah tercerna dalam usus halus manusia.
Klasifikasi
Kelas : Nematoda
Sub kelas : Phasmida
Super familia : Ascariodea
Genus : Ascaris
Species : Ascaris lumbricoides
* Morfologi
1. Dalam
keadaan segar berwarna putih atau kuning kemerahan
2. Badannya
panjang berbentuk silinder, bagian kepala dan ekornya lancip kutipulanya
bergalis melintang
3. Mulutnya
berbibir tiga, satu dorsal dan dua lateroventral
4. Bibir
dorsal mempunyai 2 papila peraba. Ketiga bibir itu pada sebelah dalam mempunyai
sejumlah gigi kitin yang kecil
5. Ukuran
:
a. Cacing
jantan dewasa panjangnya 15-30 cm dan lebarnnya 0,5 cm
b. Cacing
betina dewasa panjangnnya 22-35 cm dan lebarnnya 0,5 cm
c. Yang
jantan mempunyai 2 spikula ujung posterior jantan melengkung
d. Letak
vulva betina 1/3 anterior tubuh, uterus berdampingan pada 2/3 bagian belakang
tubuh
6. Pada
prinsipnya morvologi Ascaris lumbricoides
merupakan dasar dari morvologi nematode pada umumnya
Daur Hidup
Seekor cacing dewasa betina dapat
menghasilkan 200 butir telur setiap harinya cacing dewasa dapat hidup dalam
usus manusia selama setahun lebih. Daur hidupnya adalah sebagai berikut. Telur
yang belum infektif keluar bersama tinja (feses) setelah 20-24 hari maka telur
itu akan menjadi infektif dan bila tertelan. Di dalam usus halus dari wujudnya
telur keluarnnya larva yang menembus dinding usus halus dan mengikuti peredaran
darah melalui saluran vena hati, vena cava inverior menuju jantung kanan, terus
ke paru-paru. Di paru-paru larva ini menembus alveoli dan melalui bronkeolus
dan bronkus sampailah larva ke trakea. Kemudian melalui faring, esophagus, dan
ventrikulus maka sampailah larva kedalam usus tempat mereka menetap dan menjadi
dewasa serta mengadakan kopulasi .
C. Oxyuris vermicularis
Jenis cacing ini hudiup di usus
besar. Cacing betina menuju anus untuk memperoleh oksigen yang diperlukan larva
untuk pertumbuhan. Gerakan dari cacing ini menyebabkan rasa gatal di anus .bila
digaruk dengan kuku, maka telur akan melekat di kuku. Kemudian makan yang
dipengang tangan yang mengandung telur cacing menyebabkan telur cacing ikut
tertelan.
Klasifikasi
:
Kelas :
Nematoda
Subkelas :
Phasmidia
Ordo :
Rhabiditida
Superfamili :
Oxyuroidea
Genus :
Oxyuris
Species :
Enterobius vermicularis,atauOxyuris vermicularis
* Morfologi
1. Cacing
betina berbentuk toraks, mempunyai kutikula yang bergaris melintang, pada
bagian kepalanya mengembung
2. Rongga
mulutnya mempunyai 3 buah bibir, sebuah dorsal.
3. Bulbus
esophagus jelas kelihatan
4. Bagian
postanal dari tubuh betina memanjang sebagai duri, bagian ini kira-kira 1/5
dari bagian tubuh seluruhnya.
5. Vulva
letaknnya ventral pada 1/3 anterior tubuhnya
6. Vagina
agak panjang dan menuju ke belakang, genitalia berpasangan.
7. Pada
betina yang bunting, uterus itu sangat gembung karena penuh berisi telur yang
hamper mengisi seluruh tubuhnya kecuali ekor/
8. Cacing
jantan, bagian ekornya tumpul dan menggulung, mempunyai hanya sebuah epikulum
yang jarang kelihatan.
* Daur Hidup
Cacing
dewasa terdapat di dalam sekum apendiks dan bagian yang berdekatan dengan ileum
dan kolon askenden. Cacing ini meletakkan diri dengan kepalanya pada mukosa.
Umurnya pendek (maksimum 2 setengah bulan). Cacing betina yang bunting terbawa secara
pasif, keluar dan bertelur dikulit perional. Setelah bertelur cacing bentina
akan mati. Jumlah telur yang dihasilkan seekor cacing betinya yaitu sekitar
11.000 butir. Telur yang keluar ini telah berisi larva (invektif).Sewaktu
cacing betina merangkak dan bertelur diperianal menyebabkan gatal-gatal dan
bila digaru, telur yang berisi larva akan menempel di kuku dan bila termakan
akan menyebabkan infeksi baru. Cara penularan ini disebut autoinfeksi penyakit
yang disebabkan oleh cacing ini yaitu Oxyurisis.
D. Ancylostoma duodenale
Parasit ini diberi nama “cacing
tambang” karena pada zaman dahulu cacing ini ditemukan di eropa pada pekerja
pertambangan yang mempunyai fasilitas yang memadai. Hospes parasit ini adalah
manusia, cacing ini menyebabkan ankilostomiasis.
Pemyebaran cacing ini diseluruh
daerah katulistiwa dan ditempat lain dengan keadaan yang sesuai, misalnya di
daerah pertambangan dan perkebunan.
* Morfologi
1. Warna
putih keabuan
2. Mempunyai
bukal kapsul dengan 2 pasang gigig dorsal berbentuk triangular
3. Cacing
jantan panjangnya 1 cm dan lebarnya 500 µm
a. Transparan,
membranous$
b. Bursa
kopulatriks melebar seperti paying
c. Di
dalam bursa kopulatriks terdapat 2 spikula dan kloaka
d. Terdapat
testis yang tunggal dan terletak sepanjang lipatan-lipatan intestine
4. Cacing
betina panjangnnya 1,2 dan lebarnya 600µm
a. Vulva
terdapat dibatas sepertiga tengah dan sepertiga posterior tubuh
b. Organ-organ
genital terletak anterior dan posterior
dari vulva
* Daur Hidup
Telur
berubah menjadi larva pada tanah yang lembab dan hangat serta cukup oksigen
dalam waktu 24- 48 jam. Larva ini adalah larva rhabditiform yang mempunyai
esophagus yang lonjong dan globuler dengan ekornya yang runcing dan berukuran
250 mikron. Dalam waktu 3 hari perubahan pertama kali dan ukurannya menjadi 500
mikron disertai perubahan esophagusnya menjadi larva filariform. Setelah 2
minggu larva menjadi aktif. Larva filariform ini mempunyai esophagus yang
silindris yang mudah sekali mati karena pengaruh dingin, sinar matahari
langsung atau bahan kimia tertentu. Ia dapat hidup pada permukaan tanah yang
lembab, bila menginfeksi manusia ia akan menembus kulit, migrasi ke dalam
pembuluh darah atau pembuluh limfe, sampai ke jantung dan paru-paru. Disini mereka
meninggalkan sirkulasi, masuk ke alveoli, naik ke trakea, epiglottis, turun ke
esophagus, lambung dan akhirnya sampai ke duodenum. Setelah 4-5 hari kemudian
terjadi perubahan dalam duodenum dimana ia mempunyai ronggal mulut sementara
dengan 4 gigi kecil. Dalam 8 minggu sejak mulai mengadakan penetrasi ia akan
menjadi cacing dewasa yang akan bertahan hidup selama 5 tahun atau lebih.