Sabtu, 01 April 2017

Pengaruh Penyakit Pada Hasil Hitung Jenis Leukosit (Differensial Counting)



Pengaruh Penyakit Pada Hasil Hitung Jenis Leukosit (Differensial Counting)
1.   Neutrofil
Pengaruh:
a.    Meningkat
-          Infeksi, osteomielitis, otitis media, salfingitis, septikemia, gonore, endokarditis, variola, varisela, herpes, Rocky Mountain spotted fever
-          Nekrosis iskemik akibat infark miokard, luka bakar, karsinoma
-          Gangguan metabolisme : asidosis diabetik, eklampsia, uremia, tirotoksikosis
-       Respons stress akibat perdarahan akut, pembedahan, olahraga berlebihan, stress emosional, kehamilan trimester tiga, kelahiran
-       Penyakit radang: demam rematik, artritis reumatoid, gout akut, vaskulitis, miositis
b.  Menurun
-       Depresi sumsum tulang akibat radiasi akibat radiasi atau obat-obat sitotoksis
-       Infeksis; Tifoid, tularemia, bruselosis, hepatitis, influenza, campak, parotitis, rubela, mononukleosis infeksiosa
-       Hiperspenisme; penyakit hati dan penyakit penyimpanan
-       Penyakit vaskular kolagen seperti lupus eritematosa sistemik (SLE)
-       Defisiensi asam folat atau vitamin B12
2.    Eosinofil
       Pengaruh :
a.    Meningkat
-       Penyakit alergi; asma, hay fever, sensitif terhadap makanan dan obat, serum sickness, edema angioneurotik
-       Infeksi parasit; trikhinosis, cacing tambang, cacing gelang, amebiasis
-       Penyakit kulit; eksim, pemfigus, psoriasis, dermatitis, herpes
-       Penyakit neoplastik; leukemia mielositik kronis, penyakit hodgkin, metasstasis, dan nekrosis dari tumor solid
b.    Menurun
-       Respos stress
-       Sindrom cushing
3.   Basofil
Pengaruh
a.    Meningkat
-       Leukemia mielositik kronik, penyakit Hodgkin, kolitis ulseratita, status hipersensitivitas kronik
b.    Menurun :
-       Hipertiroid
-       Ovulasi, kehamilan
-       stress
4.  Limfosit :
Pengaruh :
a.    Meningkat
-       Infeksi; tuberkulosis, hepatitis, mononukleosis infeksisosa, parotitis, rubela, sitomegalovirus
-       Tirotoksikosis, hipoadrenalisme, kolitis ulserativa, penyakit kekebalan tubuh, leukemia limfositik
b.    Menurun
-       Penyakit hendaya yang parah, seperti gagal jantung, gagal ginjal dan tuberkulosis yang meluas
-       Sirkulasi limfatik yang detektif, kadar kortisteroid yang tinggi, imunodefisiensi akibat imunosupresi



5.     Monosit  :
   Pengaruh :
Meningkat
-       Infeksi; bakterial endokarditis subakut, tuberkulosis, hepatitis, malaria
-       Penyakit kolagen vaskuler; SLE reumatoid artritis
-       Karsinoma
-       Leukemia monositk
-       Limfoma

SUMBER :
Jenifer P. Kowalak. Buku pegangan uji diagnostik. Edisi 3. EGC. Jakarta. 2009

ANALISIS GAS DARAH ARTERI (BGA : BLOOD GAS ANALYSIS)



ANALISIS GAS DARAH ARTERI (BGA : Blood Gas Analysis)

Dalam  tes ini, sampel pemeriksaannya adalah darah dari pembuluh arteri. Pembuluh arteri merupakan pembuluh darah yang membawa darah dari jantung ke bagian-bagian lain dalam tubuh. Analisis gas darah arteri digunakan  untuk mengukur tekanan parsial oksigen dan karbondioksida dalam darah. Tekanan parsial adalah tekanan dimana gas dari individu yang menggunakan dinding arteri. Pengukuran juga dilakukan terhadap pH darah (atau keasaman), kandungan oksigen, kejenuhan oksigen, dan kandungan bikarbonat.

Mengapa tes ini dilakukan ?
Analisis ini dilakukan dengan alasan-alasan sebagai beriikut :
-     Mengevaluasi seberapa baik paru-paru mengirim oksigen ke dalam darah dan mengeluarkan karbondioksida
-       Menyediakan informasi mengenai kelainan asam basa
-       Memonitor terapi pernafasan

Apa yang seharusnya diketahui sebelum tes?
-       Tes ini memerlukan suatu sampel darah yang diambil dari arteri radial, brachial, atau femoral. Arteri-arteri ini berturut-turut terdapat pada lengan bagian bawah, atas, dan paha.
-       Anda tidak perlu membatasi konsumsi makanan atau minum sebelum tes

Apa yang terjadi selama tes?
-    Bernafas dengan normal selama tes. Pengukuran terhadap laju pernafasan dan temperatur rektum.
-       Sampel darah diambil dari garis arteri yang telah terdapat pada posisi yang tepat atau dengan tusukan arteri. Anda bisa mengalami kram atau denyutan singkat pada bagian pungsi jarum.

Apa yang terjadi setelah tes?
-    Setelah pengambilan dilakukan, tekanlah bagian pungsi jarum selama 3-5 menit. Kemudian balutkan lapisan kasa pada bagian tersebut tanpa menghambat sirkulasi Anda.
-       Jika Anda menerima antikoagulan (obat pengencer darah) atau mempunyai kelainan koagulan, tekanlah bagian tersebut selama lebih dari 5 menit (bila diperlukan)
-   Pemonitoran tanda-tanda yang penting dan pengamatan terhadap tanda-anda pelemahan sirkulasi, seperti pembengkakan, diskolorasi, nyeri mati rasa, atau kesemutan pada bagian lengan dan tungkai kaki.
-       Pengawasan terhadap pendarahan dari bagian yang disuntik

Apakah tes ini mempunyai resiko ?
Perawat atau teknisi kesehatan harus menunggu sekurang-kurangnya 15 menit sebelum mengambil darah arteri, jika Anda memulai atau mengakhiri terapi oksigen atau jika terapi oksigen yang telah ditentukan ternyata diubah.

Apa yang dimaksud dengan hasil yang normal ?
Hasil tes yang normal  berkisar sebagai berikut :
-       Tekanan parsial oksigen : 75-100 mm merkuri
-       Tekanan parsial karbondioksida 35-45 mm merkuri
-       pH : 7,35 - 7,42
-       kandungan oksigen : 15 – 23
-       Kejenuhan oksigen : 94 - 100%
-       Bikarbonat : 22 – 26 meq/l

Apa yang dimaksud dengan hasil abnormal ?
Tekanan parsial yang rendah dari oksigen, karbondioksida dan kadar kejenuhan oksigen dengan tekanan parsial yang tinggi dari karbondioksida, bisa disebabkan oleh lemahnya atau kelumpuhan otot pernafasan, trauma kepala, tumor otak, atau penyalahgunaan obat-obatan. Juga karena penyumbatan aliran udara, yang mungkin disebabkan karena adanya sumbatan lendir atau karena adanya tumor.
Hasil yang rendah juga dapat disebabka adanya asam atau imfisema, alveoli atau pembuluh kapiler paru yang tersumbat sebagian, atau karena kerusakan atau terisinya alveoli dengan cairan karena suatu penyakit, pendarahan atau rasa kantuk.
Kandungan oksigen yang rendah, saat fungsi pernafasan normal, dapat disebabkan oleh anemia yang parah, volume darah yang turun, atau kapasitas penyangga oksigen yang kurang.

Sumber : Moore Breanndan, Medical Test, Gramedia, Jakarta 1996

Kamis, 21 April 2016

Nematoda Usus



Parasit merupakan kelompok biota yang pertumbuhan dan hidupnya bergantung pada makhluk lain yang dinamakan inang. Inang dapat berupa binatang atau manusia. Menurut cara hidupnya, parasit dapat dibedakan menjadi ektoparasit dan endoparasit. Ektoparasit adalah jenis parasit yang hidup di permukaan luar tubuh, sedangkan endoparasit adalah parasit yang hidup di dalam organ tubuh inangnya. Parasit yang hidup pada inangnya dalam satu masa/tahapan pertumbuhannya seluruh masa hidupnya sesuai masing-masing jenisnya .
Nematoda merupakan salah satu jenis cacing parasit yang paling sering ditemukan pada tubuh manusia. Nematoda yang hidup dalam usus manusia disebut dengan nematoda usus.  Nematoda usus terdiri dari beberapa spesies, yang banyak ditemukan didaerah tropis dan tersebar diseluruh dunia. Spesies tersebut diantaranya Ascaris lumbricoides, Ancylostoma duodenale, Trichuris trichura, oxyuris vermicularis.

Metode Apung (Flotation method)
Metode ini digunakan larutan NaCl jenuh atau larutan gula atau larutan gula jenuh yang didasarkan atas BD (Berat Jenis) telur sehingga telur akan mengapung dan mudah diamati. Metode ini digunakan untuk pemeriksaan feses yang mengandung sedikit telur. Cara kerjanya didasarkan atas berat jenis larutan yang digunakan, sehingga telur-telur terapung dipermukaan dan juga untuk memisahkan partikel-partikel yang besar yang terdapat dalam tinja. Pemeriksaan ini hanya berhasil untuk telur-telur Nematoda, Schistostoma, Dibothriosephalus, telur yang berpori-pori dari famili Taenidae, telur-telur Achantocephala ataupun telur Ascaris yang infertil.Metode ini dipergunakan untuk pemeriksaan secara cepat dan baik untuk infeksi berat, tetapi untuk infeksi yang ringan sulit ditemukan telur-telurnya. Cara pemeriksaan ini menggunakan larutan NaCl fisiologis (0,9%) atau eosin 2%. Penggunaa eosin 2% dimaksudkan untuk lebih jelas membedakan telur-telur cacing dengan kotoran disekitarnya.
Metode ini digunakan larutan NaCl jenuh atau larutan gula atau larutan gula jenuh yang didasarkan atas BD (Berat Jenis) telur sehingga telur akan mengapung dan mudah diamati. Metode ini digunakan untuk pemeriksaan feses yang mengandung sedikit telur. Cara kerjanya didasarkan atas berat jenis larutan yang digunakan, sehingga telur-telur terapung dipermukaan dan juga untuk memisahkan partikel-partikel yang besar yang terdapat dalam tinja. Pemeriksaan ini hanya berhasil untuk telur-telur Nematoda, Schistostoma, Dibothriosephalus, telur yang berpori-pori dari famili Taenidae, telur-telur Achantocephala ataupun telur Ascaris yang infertil.
Metode ini digunakan untuk menentukan dan mengidentifikasi larva cacing Ancylostoma Duodenale, trichuris trichura, ascaris lumbricoides dan oxyuris vermicularis yang didapatkan dari feces yang diperiksa.



               A    Trichuris trichiura

Thrichuris trichiura termasuk Nematoda usus yang biasa dinamakan cacing cemeti atau cambuk, karena tubuhnya menyerupai cemati dengan bagian depan yang tipis dan bagian belakangnya yang jauh lebih tebal. Cacing ini pada umumnya hidup di sekum manusia, sebagai penyebab Trichuriasis dan tersebar secara cosmopolitan. Thrichuris trichiura adalah cacing yang relatif sering ditemukan pada manusia, tapi umumnya tidak begitu berbahaya.
                        Klasifikasi Trichuris trichiura
Kingdom       : Animalia
Filum             : Nemathelminthes
Kelas             : Nematoda
Sub Kelas      : Aphasmidia
Ordo             : Enoplida
Sub-ordo       : Trichurata
Super Famili  : Trichurioidea
Family           : Trichuridae
Genus            : Trichuris
Spesies          : Trichuris trichiura



     *     Morfologi

1.      3/5 bagian anterior tubuhnya menyerupai benang, 2/5 bagian posterior lebih tebal, sehingga bentuk ini terlihat seperti cambuk dengan bagian yang menebal sebagai gagangnya.
2.      Esofagus sempit, tebal dindingnya hanya satu lapis sel, panjangnya hamper sam dengan panjang bagian tubuh yang halus, tidak mempunyai bulbus esofagus. Letak anus di belakang sekali.
3.      Cacing dewasa jantan hanya mempunyai sebuah spikulum yang berbentuk lanset (pedang) yang terkurung dalam kantung penis yang dapat dibalikkan.
4.      Ujung posterior cacing jantan melengkung
5.      Kelamin betina tidak berpasangan, terdiri dari ovarium yang berbelit-belit, sebuah uterus dan sebuah vagina yang pendek dan bermuara pada vulva yang letaknya pada tempat dimana tubuhnya mulai menebal.
Ukuran : cacing dewasa jantan panjangnya 30-45 mm.
cacing dewasa betina panjangnya 35-50 mm.

           *           Daur Hidup
          Cacing dewasa betina sehari dapat bertelur kira-kira 3.000-10.000 butir telur. Telur yang terbawa bersama feses tidak berembrio dan telur itu tidak menular. Telur tersebut baru menular setelah terjadi proses pemasakan di tanah. bila telur yang menular tertelan oleh manusia maka setelah 20 jam di dalam tubuh tuan rumah yaitu duodenum menetaslah larva.
          Larva ini menetap di duodenum kira-kira satu bulan dan kemudian beralih ke sekum dan bagian proksimal dari kolong dan menjadi dewasa di situ. Bagian yang halus masuk ke dalam mukosa usus, sedang bagian yang tebalnya menjulur bebas dalam lumen usus. 


   
   


             B.   Ascaris lumbricoides
Ascaris lumbricoides bersifat kosmofolit (tersebar secara universal /  luas), terutama di daerah tropis. Ascaris lumbricoides  menyebabkan penyakit yang dikenal dengan Askariasis. Ia memakan makanan yang setengah tercerna dalam usus halus manusia.
Klasifikasi
            Kelas               : Nematoda
            Sub kelas         : Phasmida
            Super familia   : Ascariodea
            Genus              : Ascaris
            Species            : Ascaris lumbricoides
                       
                  *    Morfologi
1.      Dalam keadaan segar berwarna putih atau kuning kemerahan
2.      Badannya panjang berbentuk silinder, bagian kepala dan ekornya lancip kutipulanya bergalis melintang
3.      Mulutnya berbibir tiga, satu dorsal dan dua lateroventral
4.      Bibir dorsal mempunyai 2 papila peraba. Ketiga bibir itu pada sebelah dalam mempunyai sejumlah gigi kitin yang kecil
5.      Ukuran :
a.       Cacing jantan dewasa panjangnya 15-30 cm dan lebarnnya 0,5 cm
b.      Cacing betina dewasa panjangnnya 22-35 cm dan lebarnnya 0,5 cm
c.       Yang jantan mempunyai 2 spikula ujung posterior jantan melengkung
d.      Letak vulva betina 1/3 anterior tubuh, uterus berdampingan pada 2/3 bagian belakang tubuh
6.      Pada prinsipnya morvologi Ascaris lumbricoides merupakan dasar dari morvologi nematode pada umumnya
Daur Hidup
Seekor cacing dewasa betina dapat menghasilkan 200 butir telur setiap harinya cacing dewasa dapat hidup dalam usus manusia selama setahun lebih. Daur hidupnya adalah sebagai berikut. Telur yang belum infektif keluar bersama tinja (feses) setelah 20-24 hari maka telur itu akan menjadi infektif dan bila tertelan. Di dalam usus halus dari wujudnya telur keluarnnya larva yang menembus dinding usus halus dan mengikuti peredaran darah melalui saluran vena hati, vena cava inverior menuju jantung kanan, terus ke paru-paru. Di paru-paru larva ini menembus alveoli dan melalui bronkeolus dan bronkus sampailah larva ke trakea. Kemudian melalui faring, esophagus, dan ventrikulus maka sampailah larva kedalam usus tempat mereka menetap dan menjadi dewasa serta mengadakan kopulasi .


 

C.    Oxyuris vermicularis
Jenis cacing ini hudiup di usus besar. Cacing betina menuju anus untuk memperoleh oksigen yang diperlukan larva untuk pertumbuhan. Gerakan dari cacing ini menyebabkan rasa gatal di anus .bila digaruk dengan kuku, maka telur akan melekat di kuku. Kemudian makan yang dipengang tangan yang mengandung telur cacing menyebabkan telur cacing ikut tertelan.
            Klasifikasi :
Kelas               : Nematoda
Subkelas          : Phasmidia
Ordo                : Rhabiditida
Superfamili      : Oxyuroidea
Genus              : Oxyuris
Species            : Enterobius vermicularis,atauOxyuris vermicularis

      *      Morfologi
1.      Cacing betina berbentuk toraks, mempunyai kutikula yang bergaris melintang, pada bagian kepalanya mengembung
2.      Rongga mulutnya mempunyai 3 buah bibir, sebuah dorsal.
3.      Bulbus esophagus jelas kelihatan
4.      Bagian postanal dari tubuh betina memanjang sebagai duri, bagian ini kira-kira 1/5 dari bagian tubuh seluruhnya.
5.      Vulva letaknnya ventral pada 1/3 anterior tubuhnya
6.      Vagina agak panjang dan menuju ke belakang, genitalia berpasangan.
7.      Pada betina yang bunting, uterus itu sangat gembung karena penuh berisi telur yang hamper mengisi seluruh tubuhnya kecuali ekor/
8.      Cacing jantan, bagian ekornya tumpul dan menggulung, mempunyai hanya sebuah epikulum yang jarang kelihatan.

*      Daur Hidup
       Cacing dewasa terdapat di dalam sekum apendiks dan bagian yang berdekatan dengan ileum dan kolon askenden. Cacing ini meletakkan diri dengan kepalanya pada mukosa. Umurnya pendek (maksimum 2 setengah bulan). Cacing betina yang bunting terbawa secara pasif, keluar dan bertelur dikulit perional. Setelah bertelur cacing bentina akan mati. Jumlah telur yang dihasilkan seekor cacing betinya yaitu sekitar 11.000 butir. Telur yang keluar ini telah berisi larva (invektif).Sewaktu cacing betina merangkak dan bertelur diperianal menyebabkan gatal-gatal dan bila digaru, telur yang berisi larva akan menempel di kuku dan bila termakan akan menyebabkan infeksi baru. Cara penularan ini disebut autoinfeksi penyakit yang disebabkan oleh cacing ini yaitu Oxyurisis.  


 

D.    Ancylostoma duodenale
Parasit ini diberi nama “cacing tambang” karena pada zaman dahulu cacing ini ditemukan di eropa pada pekerja pertambangan yang mempunyai fasilitas yang memadai. Hospes parasit ini adalah manusia, cacing ini menyebabkan ankilostomiasis.
Pemyebaran cacing ini diseluruh daerah katulistiwa dan ditempat lain dengan keadaan yang sesuai, misalnya di daerah pertambangan dan perkebunan.
*      Morfologi
1.      Warna putih keabuan
2.      Mempunyai bukal kapsul dengan 2 pasang gigig dorsal berbentuk triangular
3.      Cacing jantan panjangnya 1 cm dan lebarnya 500 µm
a.       Transparan, membranous$
b.      Bursa kopulatriks melebar seperti paying
c.       Di dalam bursa kopulatriks terdapat 2 spikula dan kloaka
d.      Terdapat testis yang tunggal dan terletak sepanjang lipatan-lipatan intestine
4.      Cacing betina panjangnnya 1,2 dan lebarnya 600µm
a.       Vulva terdapat dibatas sepertiga tengah dan sepertiga posterior tubuh
b.      Organ-organ genital terletak  anterior dan posterior dari vulva


   *      Daur Hidup
                        Telur berubah menjadi larva pada tanah yang lembab dan hangat serta cukup oksigen dalam waktu 24- 48 jam. Larva ini adalah larva rhabditiform yang mempunyai esophagus yang lonjong dan globuler dengan ekornya yang runcing dan berukuran 250 mikron. Dalam waktu 3 hari perubahan pertama kali dan ukurannya menjadi 500 mikron disertai perubahan esophagusnya menjadi larva filariform. Setelah 2 minggu larva menjadi aktif. Larva filariform ini mempunyai esophagus yang silindris yang mudah sekali mati karena pengaruh dingin, sinar matahari langsung atau bahan kimia tertentu. Ia dapat hidup pada permukaan tanah yang lembab, bila menginfeksi manusia ia akan menembus kulit, migrasi ke dalam pembuluh darah atau pembuluh limfe, sampai ke jantung dan paru-paru. Disini mereka meninggalkan sirkulasi, masuk ke alveoli, naik ke trakea, epiglottis, turun ke esophagus, lambung dan akhirnya sampai ke duodenum. Setelah 4-5 hari kemudian terjadi perubahan dalam duodenum dimana ia mempunyai ronggal mulut sementara dengan 4 gigi kecil. Dalam 8 minggu sejak mulai mengadakan penetrasi ia akan menjadi cacing dewasa yang akan bertahan hidup selama 5 tahun atau lebih.